|  Para nabi  adalah manusia-manusia agung dan teladan sempurna bagi umat. Tak  berlebihan jika perjalanan hidup mereka banyak diabadikan dalam  kitab-kitab suci. Tentu saja penukilan kisah-kisah tersebut bukan  sekedar untuk memberikan hiburan tetapi merupakan sarana untuk  membeberkan kehidupan nyata para nabi dan tujuan luhur dakwahnya.  Sebagaimana  dalam kitab-kitab suci lainnya, al-Quran juga banyak memiliki kisah  para nabi seperti Nabi Adam as, Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa  as, Nabi Isa as, dan Nabi Muhammad saw. Dalam kisah-kisah itu  diceritakan mengenai langkah-langkah besar para Nabi as dalam memandu  umat manusia. al-Quran bukan hanya bercerita tetapi juga mengemasnya  dengan begitu indah dan apik. Sebagai misal, al-Quran menyuguhkan kisah  Nabi Yusuf as dengan sangat indah dan menyentuh dan menyebutnya sebagai  Ahsanul Qashash, kisah terbaik.
 Salah satu  kisah nabi yang tak kalah menariknya dalam al-Quran adalah kisah Nabi  Sulaiman as. Dalam surat an-Naml, kisah nabi yang bisa berbicara dengan  bahasa hewan itu dibedah dari berbagai sisi. Kisah itu dimulai dengan  ayat-ayat yang menceritakan mukjizat dan keistimewaan yang diberikan  Allah swt kepada Nabi Sulaiman as. Dalam kisah Nabi Daud dan Sulaiman as  dengan jelas diceritakan bagaimana keberhasilan bapak dan putranya itu  dalam memerangi kesyirikan dan penyembahan berhala di zamannya hingga  mewujudkan sebuah kerajaan Ilahi yang adil dan sejahtera. Sebuah  kerajaan yang perangkat utamanya adalah ilmu pengetahuan dan makrifat.  Kerajaan Nabi Sulaiman as bukanlah kerajaan biasa. Kerajaan Nabi  Sulaiman berpadu dengan kekuatan mu'jizat. Kemampuan Nabi Sulaiman dalam  menguasai burung-burung, jin, dan angin merupakan sebagian dari  mu'jizat yang membuat kerajaan Nabi Sulaiman disegani oleh semua bangsa  dan tersohor di mana-mana.
 Di  sepanjang sejarah, banyak seniman yang mengisahkan perjalanan hidup Nabi  Sulaiman as dalam bentuk puisi, drama, dan lukisan. Seiring dengan  munculnya teknologi sinema, kisah nabi Sulaiman as pun di usung ke layar  lebar. Kisah Nabi Sulaiman as untuk pertama kalinya difilemkan pada  tahun 1909 oleh Stuart Blackton berjudul The Judgement of Solomon. Namun  film berdurasi pendek dan hanya hitam-putih itu tak mampu menampilkan  kisah Nabi Sulaiman itu dengan apik. Berikutnya pada tahun 1959 King  Vidor menggarap kisah nabi bani Israel itu dalam film Solomon and Sheba.  Film ini menyoroti secara khusus kedengkian kakak Nabi Sulaiman atas  diangkatnya Sulaiman sebagai pewaris tahta kerajaan Nabi Daud as.  Sayangnya film yang dibintangi oleh Yul Brynner ini menampilkan kisah  Nabi Sulaiman versi yahudi yang banyak memuat penyelewengan sejarah.
 Pada tahun  1997, kisah Nabi Sulaiman dikemas dalam film televisi oleh Roger Young,  namun film ini pun sangat kental dengan perspektif yahudi. Dimensi  spiritual Nabi Sulaiman tidak banyak disorot dalam film yang berjudul  Solomon ini dan banyak menyisipkan penyimpangan sejarah.
 Kini di  tengah monopoli film-film bertemakan kisah para Nabi dari perspektif  yahudi, para sineas Iran berusaha menggugat monopoli tersebut dan  menawarkan alternatif baru dari sudut pandang Islam dan al-Quran. Film  Kingdom of Solomon garapan Shahriar Bahrani merupakan film produksi  Republik Islam Iran yang baru saja ditampilkan di layar lebar. Film ini  mengetengahkan sebagian dari perjalanan hidup Nabi Sulaiman dengan  bersumberkan dari riwayat al-Quran dan hadis.
 Film yang  berhasil menyabet 5 penghargaan utama dalam Festival Film Fajr 2010  Tehran itu dimulai dengan kisah pengangkatan Nabi Sulaiman sebagai Raja  pasca wafatnya sang ayah, Nabi Daud as. Kala itu muncul ramalan yang  mengisyaratkan bahwa setan-setan dan jin berencana menghancurkan dunia  manusia. Nabi Sulaiman segera mengumpulkan para rohaniawan dan ilmuwan  bani Israel untuk menghadapi konspirasi tersebut. Ironisnya mereka  justru sering melakukan perbuatan zalim dan memakan harta riba dari  rakyatya. Mereka bahkan menuding Nabi Sulaiman sebagai pengkhayal dan  bodoh. Melihat kenyataan itu, Nabi Sulaiman as lantas memberi tugas  kepada para saudara dan orang-orang terdekatnya untuk melindungi rakyat.
 Namun  sebagaimana yang diramalkan, pasukan setan dan jin akhirnya menyerang  negeri Bani Israel. Banyak rakyat yang kerasukan jin dan menderita  penyakit aneh sampai-sampai istri Nabi Sulaiman as pun turut dibunuh.  Allah swt segera menurunkan bantuannya dan Nabi Sulaiman as diberi  mukjizat berupa kemampuan untuk menguasai angin. Akhirnya Nabi Sulaiman  as pun berhasil memenangkan peperangan. Lantas dengan kekuatannya yang  makin bertambah, Nabi Sulaiman as memutuskan untuk mendirikan kerajaan  yang lebih besar dan kuat guna menegakkan ajaran Ilahi.
 Kisah tadi  merupakan cuplikan singkat dari seri pertama Film Kingdom of Solomon.  Rencananya kelanjutan dari kisah Nabi Sulaiman itu akan ditampilkan  dalam seri kedua dan ketiganya yang segera akan digarap. Sebelumnya,  Shahriar Bahrani, sutradara film ini juga sempat membuat film bertema  keagamaan seperti film serial televisi Saint Mary yang mengisahkan  perjalanan hidup Bunda Mariam, ibunda Nabi Isa as menurut perspektif  al-Quran.
 Dalam  menggarap film Kingdom of Solomon, Bahrani banyak menampilkan  bintang-bintang ternama Iran dan menggunakan teknologi visual-digital  CGI (Computer-Generated Imagery) berupa pencitraan grafik komputer tiga  dimensi. Bahkan film ini terbilang sebagai pengalaman pertama para  sineas Iran dalam menggunakan teknologi pencitraan digital.
 Sebenarnya  penggarapan Film Kingdom of Solomon telah dimulai sejak tahun 2005  melalui riset, pembangunan lokasi dan pentas film, dan pemilihan para  pemain film. Efek visual film ini digarap di Hongkong dan terbilang  sebagai film terdepan Iran dari sisi sinematografi, dekorasi film,  rancangan busana, dan tata rias wajah.
 Saat  digelarnya Festival Film Internasional Fajr ke-28, Kingdom of Solomon  berhasil meraih 9 nominasi dan terbilang pencetak rekor terbaru. Film  garapan Shahriar Bahrani ini memenangkan 5 penghargaan utama Festival  Film Fajr 2010 dalam kategori tata rias terbaik, musik latar terbaik,  efek suara terbaik, efek visual terbaik dan pemeran pembantu terbaik.  Kingdom of Solomon juga berhasil mendapat penghargaan khusus Bendera  Emas Festival Film Fajr selaku film terbaik penyebar ajaran Ilahi.
 Kingdom of  Solomon yang telah dirilis di bioskop-bioskop Iran semenjak 6 Oktober  lalu itu mendapat sambutan luas masyarakat Iran bahkan telah memecah  rekor penonton terbanyak di Iran. Film yang mengangkat kisah al-Quran  ini bahkan berhasil mendorong orang-orang yang tidak pernah datang ke  bioskop turut bertandang ke gedung sinema untuk menontonnya.
 Sutradara  film, Shahriar Bahrani menuturkan, "Dari sisi penceritaan dan diskripsi  kenyataan, Kingdom of Solomon sama sekali tidak memiliki titik gelap.  Kami semua berusaha mengerjakan karya kami ini berdasarkan informasi  sejarah. Saya pikir film ini memiliki jutaan penonton di seluruh dunia  yang ingin menyaksikan gambaran kehidupan Nabi Sulaiman as di layar  lebar".
 Menyinggung  relevansi film yang digarapnya itu dengan realitas dunia saat ini,  Bahrani menjelaskan, "Saat ini ekonomi dunia telah dinodai dengan riba  dan kejahatan finansial benar-benar telah menjadi masalah serius. Dalam  perspektif Islam, harta yang bersih dan halal merupakan pondasi  kehidupan yang baik sementara riba penoda kehidupan. Saya dalam film ini  ingin menegaskan bahwa riba di masa lalu juga telah menghancurkan moral  dan spiritualitas di dalam masyarakat dan seorang nabi seperti Sulaiman  berusaha bangkit menentangnya. Sebagian dari setan yang ditampilkan  dalam film ini merupakan segolongan setan yang berhasil bertahan hidup  lantaran perilaku riba sekelompok kalangan".
 Selain  memilik tampilan dan efek visual yang memukau, Kingdom of Solomon  merupakan film yang sarat dengan pelajaran hidup. Karena itu film ini  tidak hanya memiliki daya tarik visual yang menawan tetapi juga layak  menjadi tontonan edukatif bagi semua kalangan. Rencananya dalam waktu  dekat, Kingdom of Solomon juga akan diputar di pelbagai negara.  (IRIB/LV)
 | 
0 comments:
Posting Komentar