Kisah-kisah Teladan Dari Imam 'Ali al-Murtada As
Imam Ali Al - Murtada As
Lahir: Makkah, 13 Rajab 23 SH
Syahid: Kufa, 21 Ramadhan 40 H
Dikebumikan di Najaf
1. Putra Ka'bah
Ketika Imam pertama kita, Imam 'Ali al-Murtada As akan lahir, ibundanya Hadrat Fatimah binti al-Asad beranjak menuju ke Ka'bah dan berdoa kepada Allah Swt supaya jabang bayi yang dikandungnya lahir dalam keadaan selamat.
Imam 'Ali al-Murtada As memiliki tiga saudara. Mereka adalah Talib, Aqil dan Ja'far. Kesemua saudara Imam 'Ali al-Murtada As ini dilahirkan di rumah, seperti anak-anak yang lain pada umumnya. Akan tetapi kali ini, Hadrat Fatimah bintul Asad merasa bahwa keadaannya kini berbeda. Dan dia benar.
Dia berdiri di samping dinding berhadapan dengan gerbang Ka'bah, berdoa kepada Allah ketika ada sebuah pecahan dinding di dekatnya. Pecahan dinding Ka'bah lambat laun semakin membesar hingga mencukupi bagi Hadrat Fatimah untuk menyelinap masuk ke dalamnya. Ia merasa ditarik masuk ke dalam Ka'bah, tiba-tiba saja ia telah berada di dalam bangunan kudus itu.
Ketika dia memasuki Ka'bah, pecahan itu mengecil dan mengecil. Pecahan itu kini masih dapat dijumpai di sekeliling Ka'bah hari ini.
Hari itu bertepatan dengan tanggal 13 Rajab, di dalam Ka'bah, Imam Pertama kita lahir ke dunia.
Beberapa orang yang berada di sekitar Ka'bah melihat apa yang telah terjadi dan bercerita kepada yang lainnya. Mereka segera pergi mengabarkan Abu Talib bahwa istriynya secara misterius memasuki Ka'bah dan tidak keluar setelah itu. Abu Talib menjadi risau atas berita ini, sehingga dia bergegas menyusul istrinya dan mengambil kunci-kunci gerbang Ka'bah. Kendati demikian gerbang tetap tidak terbuka.
Nabi Saw tidak berada di tempat ketika semuanya ini terjadi. Kira-kira pada waktu yang sama, beliau pulang dari perjalanannya dan mengetahui apa yang telah terjadi. Dengan segera, beliau ke Ka'bah.
Ketika beliau mencoba untuk membuka gerbang Ka'bah, gerbang Ka'bah yang terkunci kini telah terbuka dan Hadrat Fatimah beranjak keluar dengan menimang bayi dalam gendongannya.
Ketika Nabi Muhammad Saw menggendong Imam 'Ali As, dia membuka matanya untuk pertama kalinya. Hal pertama yang dilihat oleh Imam 'Ali adalah wajah Nabi Saw.
Nabi Muhamamd Saw sangat bersuka cita atas kelahiran saudara sepupunya tersebut. Beliau menyunggingkan senyuman dan berkata, "Engkau menantikanku dan Aku telah lama menantikanmu."
Imam 'Ali al-Murtada As adalah orang yang pertama kali yang lahir di dalam Ka'bah.
Sumber Rujukan:
Shah Waliallah Dehlavi, Izalat al-Khifa'; Hakim, Mustadrak, 3, hal. 483
Imam 'Ali al-Murtada As bersabda:
Seseorang tidak akan pernah menjadi seorang Muslim sejati hingga dia berhenti berdusta, baik berkelakar ataupun bersungguh-sungguh. Usul Kafi, vol 2, hal. 340
2. Kisah Dua Lembar Baju
Suatu hari Imam 'Ali al-Murtada As pergi ke pasar bersama budaknya, Qanbar.
Pada hari itu, Imam 'Ali bermukim di Kufah. Beliau adalah Khalifah seluruh kaum Muslimin, namun demikian, beliau tetap menjalani hidup dengan sederhana.
Di pasar, beliau bertanya kepada seorang penjaga took, "Mungkinkah membeli dua potong baju dengan uang 5 Dirham?". Si penjaga toko berkata, "Aku memiliki sepotong baju manis dengan harga 3 Dirham dan yang lebih murah dengan harga 2 Dirham."
Imam 'Ali al-Murtada As membeli kedua baju tersebut. Dia berkata kepada Qanbar untuk mengambil baju yang lebih baik, sementara beliau sendiri mengambil yang lebih murah.
Qanbar terkejut dan berkata kepada Imam 'Ali As bahwa akan lebih baik bilamana dia memakai baju yang lebih baik karena beliau adalah seorang pemimpin kaum Muslimin, sementara Qanbar hanyalah seorang budak belian.
Imam 'Ali al-Murtada As mengingatkan Qanbar bahwa Nabi Muhammad Saw senantiasa berkata bahwa budak-budak harus diberikan makanan dan pakaian yang sama dengan apa yang dimakan dan dipakai tuannya.
Kemudian, Imam Ali As berkata kepada Qanbar bahwa dia harus mengenakan pakaian yang lebih baik itu karena dia lebih mudah dan pakaian itu lebih cocok untuknya.
Imam Ali As tidak pernah membuat orang-orang susah merasa bahwa dia hidup mewah sementara mereka menderita.
Alangkah indahnya teladan yang diberikan oleh Imam 'Ali al-Murtada As kepada kita dengan perilakunya kepada Qanbar.
Dia tidak melihat bahwa dia adalah tuan dan Qanbar adalah budak, akan tetapi memperlakukannya bak seorang anggota keluarga.
Sumber Rujukan:
Al-Gharat, hal. 102.
Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Imam Ali al-Murtada di atas adalah:
Kalian harus senantiasa memberikan yang terbaik.
Kalian harus berbahagia dengan hal-hal sederhana dan tidak berhajat pada hal yang banyak.
Imam Ali al-Murtada As bersabda:
Ketika seorang Muslim membaca al-Qur'an dengan kesadaran, ia mendapatkan keuntungan dan kerugian. Keuntungannya adalah bimbingannya dan kerugiannya adalah kebutaannya. Al-Hayaat, vol 2, hal. 101.
3. Tidur Ternyenyak
Ketika para penyembah berhala Makkah mendapatkan bahwa Nabi Muhammad Saw mendakwahkan ajaran yang bertentangan dengan ajaran mereka, menyembah berhala. Mereka menjadi sangat gusar. Mereka memutuskan untuk membunuhnya.
Allah mengabarkan Nabi Muhammad Saw ihwal rencana keji mereka dan memerintahkan Nabi Saw untuk pindah dengan kaum Muslimin ke Madinah.
Kepindahan sang Nabi Saw disebut Hijrah.
Pada malam hari Nabi Muhammad Saw meninggalkan kota Makkah untuk hijrah ke Kota Madinah. 40 orang dari suku yang berbeda telah mengepung kediaman beliau untuk membunuhnya. Nabi Saw meminta kesediaan Imam 'Ali As untuk tidur di pembaringan beliau sehingga para penyembah berhala tersebut menyangka yang tidur di situ adalah Nabi Saw.
Imam dengan senang hati menjalankan tugas ini, karena dia tahu bahwa jiwa Nabi Saw akan terselamatkan dengan tugas ini. Kenyataannya, Imam 'Ali al-Murtada As senantiasa berkata kemudian bahwa tidur yang terbaik yang pernah dia alami adalah tidur pada malam itu.
Allah berkata kepada Jibrail As dan Mikail As bahwa salah seorang dari mereka tidak akan hidup lebih lama - Allah Swt meminta para malaikat apakah salah seorang dari mereka bersedia untuk menjadikan yang lainnya hidup sementara dia yang harus pergi. Mereka berdua menjawab bahwa mereka berdua memilih hidup lebih lama sehingga mereka dapat menyembah Allah Swt.
Allah Swt mengabarkan kepada mereka, "Di bumi sana, pada malam hari ini, seorang saudara merelakan hidupnya demi keselamatan saudaranya. Turunlah, dan selamatkan dia." Kedua malaikat tersebut turun ke bumi tepatnya ke kediaman Nabi Saw dan menjaga Imam 'Ali semalam suntuk.
Pada subuh harinya, para pembunuh menorobos masuk ke kediaman Nabi Saw dan menarik selimutnya. Mereka terkejut mendapatkan Imam 'Ali di sana, lalu mereka meninggalkan tempat itu dalam keadaan dongkol dan marah. Allah mencintai perbuatan luhur Imam 'Ali sedemikian sehingga Dia menurunkan sebuah ayat:
وَ مِِنْ الناسٍ مَنْ يَشْتَري نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْ ضَاتِ اللهِ وَاللهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
Dan di antara manusia yang mengorbankan jiwa mereka untuk mencari keridaan Allah; dan Allah Mahasantun kepada hamba-hamba-Nya (Qs. al-Baqarah [2]:207).
Sumber Rujukan:
Al-Qundusi, Yanabi al-Mawadda, hal. 274.
Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Imam Ali al-Murtada As di atas adalah:
Ketika kalian melakukan sesuatu semata demi Islam, Allah Swt akan menolongmu.
Kegiatan
Bacalah kembali kisah di atas dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Mengapa malam Hijrat adalah malam paling damai yang pernah di alami olehnya?
_______________________________________________
_______________________________________________
LIhatlah gambar di atas. Jelaskan dengan pendapat kalian sendiri apa yang terjadi dalam gambar tersebut.
______________________________________________
_______________________________________________
_______________________________________________
Imam Ali al-Murtada As bersabda:
Janganlah kalian melihat siapa yang berkata, tapi dengarkan apa yang dia ucapkan. Ghurar al-Hikam, bab 85, hadits 40
4. Iman Vs Kufr
Dalam perang Khandaq, kaum Muslimin menggali parit di sekeliling Madinah untuk mempertahankan diri mereka sehingga pihak musuh tidak dapat melintas.
Seorang dari pihak musuh yang bernama 'Amr bin Abduwud, yang dikenal akan kekuatannya, keberaniannya dan seni tempurnya kini melintasi parit.
Seluruh kaum Muslimin merasa gentar untuk bertarung dengannya dan hanya Imam 'Ali al-Murtada As datang menyambut tantangan orang ini.
Tatkala Imam Ali al-Murtada As maju ke medan laga, Nabi Muhamamd Saw bersabda, "Seluruh iman kini maju berhadapan dengan seluruh kufr (kekafiran)."
Pertempuran seru berlangsung dan pada akhirnya Imam 'Ali al-Murtada As melemparkan 'Amr ke tanah dan hinggap di atas dada orang itu dan bersiap untuk membunuhnya.
Pada saat Imam Ali akan membunuh musuh Islam ini, dia meludahi wajah Imam.
Seluruh orang yakin bahwa karena penghinaan ini, 'Amr akan lebih cepat menjumpai maut.
Namun, mereka terkejut manakala mereka melihat Imam 'Ali bergerak menjauh dari dada Amr dan meninggalkannya.
'Amr menyerang Imam sekali lagi dan setelah beberapa waktu kemudian, Imam menaklukkkannya dan membunuhnya.
Setelah pertempuran berakhir, orang-orang bertanya kepada Imam Ali al-Murtada alasan mengapa dia menunda kematian Amr ketika dia pertama kali mengalahkannya.
Imam Ali al-Murtada As menjawab bahwa jika dia membunuhnya pertama kalinya, perbuatannya itu bukan demi Allah akan tetapi demi pemuasan amarahnya sehingga dia melepaskan Amr bin Abdu Wud.
Kemudian, Imam Ali As mengendalikan marahnya dan menghabisi Amr tulus semata-mata demi Allah Swt.
Sumber Rujukan:
Subhani, Furugh-e 'Abadiyyat, hal. 485-489.
Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah Imam Ali al-Murtada As di atas adalah:
Meskipun niatmu tulus pada awalnya, niat ini mudah saja berubah maka senantasa yakinkan diri kalian melakukannya semata-mata tulus demi Allah Swt.
Marah dan berbahagialah karena Allah.
Kegiatan
Bacalah kembali kisah di atas dan berilah jawaban atas beberapa pertanyaan di bawah ini.
Mengapa kaum Muslimin gentar menghadapi tantangan 'Amr bin Abduwud?
_______________________________________________
_______________________________________________
Apa yang dikatakan oleh Nabi tatkala Imam 'Ali maju ke arah 'Amr dan apakah maksud perkataan Nabi tersebut?
_______________________________________________
_______________________________________________
Mengapa Imama 'Ali tidak membunuh 'Amr pertama kalinya?
_______________________________________________
_______________________________________________
Mengapa Imam 'Ali membunuh 'Amr kemudian?
_______________________________________________
_______________________________________________
Tahukah kalian siapa yang memberikan usulan untuk menggali parit kepada Nabi Saw?
_______________________________________________
_______________________________________________
Imam 'Ali al-Murtada bersabda:
Firdaus didapatkan dengan mengamalkan kebaikan, tidak dengan semata mengharap tanpa melakukan tindakan.
(Nahjul Balagha, Qisar al-Hikam, vol 10, hal. 470)
0 comments:
Posting Komentar