Laman

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Jumat, 05 November 2010

Kumpulan kisah



  

The great expectation@

Petikan hikmah yg telah kuambil dari kehidupan,

Tak sanggup membangkitkan naluri pencarian hikmah yg masih terpendam.

Dalam hal ini aku melihat diskriminatif dari persepektif logika yg terbatas.

Ada kecenderungan yg saling kontradiktif antara keinginan dan keengganan,

Setiap langkah yang terputuskan membawa dampak yg begitu terasa.

Sehingga dalam membawa hidup keseharian menimbulkan citra yg sangat beragam.

Mungkin ini adalah bukti bagi kesempurnaan itu sendiri, karena dibalik itu semua terdapat pembuktiandan hikmah yg sulit untuk dijelaskan.

Terkadang mata ini terpukau oleh mukzizat lahiriah dan begitu mudah menyimpulkan, bahwa hal ini adalah segalanya.

Sebab citra itu begitu kuat terpatri oleh materi, sementara disisi lain tuntutan aktualisasi tak sanggup hadir dipentas kehidupan yg telah terdominasi dan tercemari oleh onggokan angan-angan yang saling tumpang tindih untuk berebut posisi.

Memang logika ini menuntut untuk mengambil keputusan dengan sedikit pilihan, seolah hal ini adalah sebentuk kominikasi alami yg tertata begitu rapi.

Bagai pembicaraan yg tidak butuh pada penalaran lagi....
Satu wajah
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Tiga kota satu wajah..@

Berputar membentuk segitiga.

Tak terdefinisi kota asalnya...

Hingga pada suatu ketika diam pada titik semula.

Larutnya malam membuat ia terjaga..

Betapa ia masih bimbang dalam pencariannya.

Dan ia tidak bisa menentukan kota asalnya...

Sesaat ia berhenti, bertanya tanpa suara. "akankah kugantungkan cinta dilangit sana ?"

seperti bulan yg merindukan cahaya...

Akankah ia bersinar jika matahari tak memberikan sinarnya..?

Dan apakah mungkin matahari akan memberikan cahaya jika ia tak mengelilinginya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Raihan@

Bergelimang mimpi tanpa pernah menghiraukan pagi...

Dan ketika engkau sadar angan-anganmu datang kembali.

Tak tampak seraut sesal saat tubuhmu terkapar,

bahkan ketika arus yg menyeretmu begitu deras...

Engkaupun nampak tersenyum puas.

Dari situ aku tahu bahwa ternyata engkau tak pernah bosan untuk bernafas.

Seperti  air yang tak pernah bosan untuk mengalir..

Bagai angin yang selalu berhembus..

Dan layaknya gelombang yang tak henti berkejaran.

Aku terpesona dengan kisah masa lalumu, yang hadir dan bersanding bersama harapan-harapanmu.

Aku terpaku saat engkau terdiam...

Aku tergerak saat saat melihatmu berjalan...

Dan akupun tertawa manakala kulihat sesungging senyum yg kau berikan.

Bagaimana mungkin aku melupakanmu sementara engkau selalu mengingatku...

Bagaimana pula aku lari darimu sementara engkau ada dihadapanku...

Atau mungkinkah aku bersembunyi...? Padahal engkau selalu bisa menemukanku...

Ah...andai aku tidak mengenalmu.
---------------------------------------------------------------------------------
MATA MAYA@

Segala sesuatu akan nampak dimata..

Meski dengan cara pandang yang berbeda.

Rasa adalah sebentuk cermin dari jejak yang alami...

Dari setiap langkah yang terlewati.

Namun apa yang terjadi kemudian...

Adalah sesal tak berkesudahan.

Sejatinya apa yang pernah dilakukan....

Sungguh tak layak mendapat penghormatan.

Dan... apa perlunya basa-basi ini...?

Jika semua yang terjadi tak memiliki arti.

Tersiksa....

Tapi terpaksa.

Terluka....

Tapi tak terasa.

Rasa tumbuh dalam makna...

Namun mengerdil dalam kepalsuan jiwa.

Kendati terikat dengan gundah yg erat,

dan tersimpan didalam ceruk yang tertutup rapat.

Mampukah menggapai....wahai hati ?

Yang terdiam dan membisu...

Yang gelisah dan merindu...

Apalah jadinya...

Jika ini hanya mimpi semata.

Apalah artinya...

Jika tak ada lagi tegur sapa.

Bukankah dambaan adalah nyata...?

Bukankah maya adalah juga dunia...?

-----------------------------------------------------------------------------------
MALAM@

Salam untukmu, wahai malam....

Selimut kelam yg kau hamparkan, kini telah aku tinggalkan....

Rangkaian kegelapan yg kau tawarkan, aku terima sebagai teman kesunyian....

Meski lagumu tak lagi merdu, meski dawaimu tak lagi syahdu.....

Tak kujumpai lagi derai tawa, atau seringai amarah...

Tak kutemukan lagi rajutan indah berbalut sutra, atau buntalan kusam berisi sumpah serapah...

Tlah kulalui rentetan peristiwa tak bersisa...

Tlah kulewati jalan yg sepi tak bertepi...

Agar aku tetap sendiri, menatapmu dari tempat aku berdiri....

Salam untukmu, wahai malam....

Sungguh teramat asing bagiku, wajah yg kukenal dulu kini tak lagi utuh....

Sungguh wajah yang aku lihat waktu itu, kini telah berpaling tanpa sebab yang kutahu....

Nampak begitu jelas dimataku, wajah itu kini tlah layu.
---------------------------------------------------------------------------..
Cinta tak butuh pada alasan...@

Kucoba meyakinkanmu tentang sebuah asa yang engkau tak tahu...

Kulihat sebentuk keraguan dari sudut matamu betapa lelahnya aku meyakinkanmu...

Kendati seribu wajah mencoba untuk berkaca pada cahaya mata....

Engkau tetap seperti semula, tak ada warna yg lebih indah...

Isyaratmu selalu ku tunggu....

Meski warna kelabu mewarnai hari-harimu...

Aku tetap membisu dan tak mau tahu....

Seulas senyuman adalah harapan yg tak berkesudahan...

Setatap mata merupakan rona yang menghapus duka...

Aku tahu cahaya matahari tak cukup meyakinkanmu...

Meski panas yg engkau rasa tak bisa menghilangkan keraguanmu...

Tapi apalah artinya keyakinan yg kau pendam jika itu tak bisa ku genggam...

Mungkinkah jejak yang ada bisa kembali kita lewati...?

Atau...

Secercah harapan akan muncul bersamaan datangnya matahari pagi...?

 Ku hadirkan kembali bayangan usang, begitupun aku tak pernah merasa bosan...

Sungguhpun demikian tak cukup untukku hanya bermain bersama angan-angan...

Lembaran kenyataan ini begitu keras menghempaskan...

Mencabik setiap kenangan yg aku simpan...

Aku menjumputnya perlahan...

Tapi angin kesejukan yg aku dambakan, justru membawanya terbang....
-----------------------------------------------------------------------------
Sisi jiwa@

Cinta ini begitu nyata meski tanpa kebersamaan menyertainya..

Karena cinta satu hal dan kebersamaan adalah hal berbeda.

Mungkin saja kebersamaan bisa terjadi meski tanpa cinta yang melandasi,

atau bukan mustahil cinta akan tumbuh dengan indah walau tanpa kebersamaan yg menyertai..

Tapi kendati demikian jika bisa dan mampu untuk menyatukan keduanya tentu akan menjadi sempurna.

Karena hanya dengan cinta ini wujud yg terbatas akan menjelma menjadi sesuatu yg tak bisa dibayangkan imajinasi.

Adakalanya cinta hanya melihat sisi fisikal dari wujud material..

Namun cinta juga memiliki realitas lain yang spiritual dan immaterial..

Dan seandainya cinta hanya terbatas pada fisik belaka maka yang terjadi adalah kefanaan..

Bagaimana mungkin akan abadi jika fisik yg hendak diraih..?

Karena fisik yg dibanggakan lambat laun akan menghilang.....

Lenyap dan berganti, dan akan pergi tanpa memiliki arti lagi.

Dan cinta ini akan terus mengalir seperti air...

Akan terus bercahaya seperti sang surya..

Mengalir lembut dari mata air jiwa berjalan melintasi muara,dan bersemayam begitu dalam dijantung samudera...

Ia ada dikesunyian malam, menyambut setiap sahutan..

Ia berpendar membagi cahayanya untuk diberikan pada si pendamba..

Bentuk terindah dari cinta adalah ketika ia tak pernah merasa jenuh atau enggan..

Adalah merupakan kebohongan jika cinta melahirkan kejenuhan..

Adalah dusta jika cinta berhenti pada batas keengganan..

Dan adalah benar jika cinta itu akan melahirkan kekuatan...

Karena adab bagi sang pecinta adalah ia sama sekali tak pernah meremehkan..

Sungguh sedikit yg diberi oleh yg dicintai akan jauh lebih berarti...
--------------------------------------------------------------------------------
Pergi ketempat kembali.@


Sesaat aku terdiam manakala melihatmu bimbang tanpa kesan.

Kucoba lagi menghadirkan sebentuk kenangan agar keraguanmu menjadi hilang....

Tapi engkau memang demikian, selalu saja membuatku tertegun dan tak tahu apa yg mestinya aku lakukan...

Setiap apa yg pernah aku katakan seakan menjadi bualan keseharian...

Segala hal yg pernah aku tawarkan, hanya berakhir pada batas pengandaian...

Seumpama batu itulah dirimu, keras dan bisu. Semisal warna kelabu itulah dirimu, peragu dan tak mau tahu.

Mungkinkah cinta akan tumbuh pada batang yang rapuh...?

Atau adakah kiranya penopang agar bangunan cinta ini tak kan runtuh...?

 Ah....selalu saja aku menunggu pada setiap waktu yang aku tahu telah berlalu....

Sekiranya ada kesempatan itu tentu engkau akan lari dan menjauh.....

Bukankah perkataanku benar adanya...?

"Janganlah pergi kesuatu tempat yg engkau tidak akan mendapati apa-apa selain rasa kecewa dan seraut wajah duka ".

Dan masih jelas terngiang apa yg engkau katakan," Aku akan pergi ketempat dimana engkau tidak akan menyukai, aku akan menuju kesuatu tempat dimana engkau tak pernah tahu".

Pada akhirnya apa yg kamu tahu menjadi semu, apa yg kamu ingini tidak terjadi dan apa yg kamu dambakan tidak akan pernah menjadi kenyataan.

 Mimpimu terbang, anganmu melayang, wujudmu hilang dan engkau menjadi orang yg terlupakan.

Kini dirimu telah sampai ketempat dimana pertama kali engkau datang.

0 comments:


web site counter