Salam kepada para penanti Imam Mahdi af yang sangat mengharapkan kedatangannya ke muka bumi ini. Salam kepada umat yang melihat ufuk harapan dengan kedatangan Imam Mahdi af. Salam kepada Imam Mahdi yang merupakan hujjah yang terselubung di balik keghaibannya. Imam Mahdi af adalah sosok yang sama dengan figur para nabi dan poros kebangkitan. Kami terus menanti kedatangan Imam Mahdi as. Melalui kesuciannya dan kebesarannya, keadilan di seluruh penjuru di dunia akan tegak. Tidak sedikit orang yang mengenal istilah penantian. Namun jika keyakinan tersebut dihubungkan dengan kemunculan Imam Mahdi as, maka makna penantian itu mempunyai arti besar. Menurut agama Islam, penantian merupakan keimanan yang kokoh pada keimamahan atau kepimpinan Imam Mahdi as dan rasa optimis akan kemunculan Hujjah Ilahi atau Imam Mahdi af, yang melaluinya kezaliman akan sirna dan keadilan akan tegak.
Pada dasarnya, penantian dapat diartikan dengan kerinduan manusia akan pencapaian kondisi yang lebih baik dan ideal. Masalah ini merupakan hal yang sangat bernilai bagi manusia. Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei ketika berbicara mengenai aspek-aspek penantian, mengatakan, "Dalam satu aspek, penantian sama halnya dengan ketidakpuasan akan kondisi yang ada. Pernyataan "Kami menanti" dapat diartikan bahwa apa yang kami lakukan tidaklah cukup dan masih kurang. Kami terus menanti terpenuhinya kapasitas kebaikan di alam semesta ini. Dari aspek lainnya, penantian adalah optimisme kaum mukmin akan masa depan. Penantian seorang dapat diartikan dengan tersebarnya pemikiran yang gamblang, yang merupakan pemikiran ilahi sebuah umat manusia. Sisi lain juga menjelaskan bahwa penantian berarti seorang penanti akan bergerak dengan penuh harapan dan dorongan yang kuat. Spirit penantian mengajarkan manusia untuk melakukan perjuangan demi kebaikan dan maslahat."
Mengingat berbagai interpretasi soal kebangkitan dan revolusi Imam Mahdi af, penantian kemunculan Imam Mahdi af ditafsirkan dengan dua interpretasi, positif atau konstruktif dan negatif atau destruktif. Penantian negatif atau destruktif merupakan bentuk penafsiran dangkal soal Imam Mahdi as. Sekelompok orang mengatakan, kita harus menanti hingga pada tahap kebatilan menguasai dunia dan kebenaran tidak mempunyai pendukung. Melalui pandangan tersebut, seseorang berkeyakinan Imam Mahdi dengan sendirinya akan muncul di muka bumi ini setelah kerusakan tersebar di seluruh penjuru.
Menurut para pendukung pandangan ini, segala upaya melawan kezaliman sepatutnya dikecam. Ini adalah bentuk penantian negatif yang mengajak seseorang supaya melepaskan langkah konstruktif dan perbuatan baik. Sebagai contoh, kita bersikap diam dalam menyikapi ketidakadilan dan menanti kedatangan Imam Mahdi af untuk meluruskan kondisi yang ada. Interpretasi keliru ini mengakibatkan berbagai dampak yang membuat kehancuran dan ketidakpedulian atas kondisi masyarakat. Tentu saja, pandangan seperti itu tidak selaras dengan ajaran-ajaran Islam.
Sementara itu, penantian positif dan konstruktif diartikan dengan seseorang yang bertanggungjawab akan kondisi masyarakat. Penantian semacam ini mendorong seseorang bersikap konsisten dan tidak apatis. Interpretasi penantian konstruktif juga bersumber dari ayat-ayat Al-Quran dan berbagai riwayat hadis. Berbagai ayat menyebutkan bahwa kemunculan Imam Mahdi as merupakan poros terpenting dalam perlawanan antara kubu kebenaran dan kebatilan, yang pada akhirnya dimenangkan oleh kubu kebenaran.
Dengan ibarat lain, penantian akan kemunculan Imam Mahdi af adalah sebuah harapan bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Allah swt dalam Surat Qashash ayat 5 berfirman, "Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikannya orang-orang yang mewarisi bumi'.
Kemunculan Imam Mahdi af merealisasikan idealisme yang tercantum di kitab-kitab samawi dari masa ke masa dan telah dijanjikan kepada orang-orang yang saleh. Dalam surat Anbiya ayat 105 disebutkan, "Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam Lauhul Mahfuzz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba Ku yang saleh".
Para pendukung interpretasi positif penantian Imam Mahdi af meyakini bahwa dalam sepanjang sejarah senantiasa terjadi konflik antara kubu yang tengah berkembang dan kubu yang tengah hancur, dan pada akhirnya, proses pergerakan dan perubahan berpihak pada kubu yang tengah berkembang. Para pasukan yang menanti kemunculan Imam Mahdi as senantiasa berusaha membentuk diri dan melawan kezaliman untuk menuju ke arah pencerahan dan persiapan menyambut kedatangan Imam Mahdi af. Rasulullah saw menyebutnya sebagai penantian yang termulia.
Beliau bersabda, "Berbahagialah para penanti yang mengalami masa kemunculan atau dzuhur Imam Mahdi af. Merekalah para pengikut Imam Mahdi af sebelum kebangkitannya. Mereka bersahabat dengan sahabatnya dan bermusuhan dengan musuhnya".
Penantian konstruktif dapat menghubungkan sang penanti dengan Imam Mahdi af. Umat manusia secara psikologis mempunyai hubungan dengan Juru Selamat Dunia. Mereka mengeluhkan kondisi tidak aman dan berbagai problema, dan kemudian mengharapkan pertolongannya dan menjalin komitmen dengan Juru Selamat Dunia. Penantian semacam ini mempunyai nilai yang luar biasa.
Seseorang yang menjalin hubungan dengan pusat kemuliaan ilahi akan mendapat taufik dan peluang lebih besar untuk mencapai tingkat kesempurnaan. Pada prinsipnya, hubungan seseorang dengan manifestasi kekuatan dan keadilan Ilahi membuat manusia terus berkembang dan mempersiapkan sarana manusia untuk lebih sempurna. Sangatlah jelas bahwa perhatian pada pusat cahaya harus dilandasi dengan ketulusan dan kesungguhan.(IRIB)
0 comments:
Posting Komentar