Resapkan  kebenaran yang satu ini, wahai anakku !……. Bahwa Tuhan,  yang punya  perbendaharaan langit dan bumi , telah memberi permisi buatmu untuk  mohon semua itu. Dan Dia pun membuat Janji untuk mengabulkan pintamu!.  Dia menyuruh untuk mohon anugerahNya, yang akan diberikanNya. Dan  Rahmatnya , yang akan dilimpahkanNya…
Tidak  ada petugas sekuriti, penghalang doamu sampai padaNya. Tidak perlu pula  ada perantara  berada diantara kamu dan diriNya, mewakili atas-namamu. 
Jika  kamu melanggar janji, jika kamu melanggar sumpah, melakukan lagi yang  dulu kamu bertobat, Dia tidak akan segera menghukummu, Dia tidak akan  tergesa menolakmu atau menganugerahimu. Dan bila kamu bertobat sekali  lagi, Dia tidak akan Nyinyir Mengejekmu atau ramai-beberkan rahasia  dosamu , walaupun itu paling patut bagimu.
Tetapi  Dia akan menerima tobatmu serta memaafkanmu. tanpa pernah  mengungkit-ngungkit maafNya , atau menolak melimpahkan rakhmatNya.  Tidak, bahkan resmi dinyatakan bahwa tobat adalah kebajikan dan  kesalehan.
Yang  Maha Pengasih telah membuat deklarasi , setiap salahmu cuma dihitung  satu, setiap baik-salehmu dihitung sepuluh. Pintu TobatNya ditinggal  lebar jembar terbuka. 
 Dia dengar  setiap sapaan panggilanmu. Dia terima setiap panjatan doamu.. .   Putraku  sayang, walaupun rentang usiaku tidaklah sepanjang mereka yang telah  mendahuluiku, namun aku berusaha keras untuk mempelajari sejarah  kehidupan mereka. Dengan tekun kutelusuri kegiatan-kegiatan mereka,  kurenungkan pikiran dan amal perbuatan mereka, kupelajari bekas-bekas  peninggalan dan reruntuhan mereka, dan kurenungkan perjalanan mereka  sedemikian rupa sehingga aku merasa seakan-akan aku pernah hidup dan  bekerja bersama mereka dari abad-abad permulaan sejarah sampai ke masa  kita ini. Aku tahu apa yang baik dan yang membawa kerusakan bagi mereka.  
Dengan  memisahkan yang baik dari yang buruk kuperhatikan dengan  seksamahalaman-halaman pengetahuan yang telah kuhimpun. Melalui nasihat  ini aku berusaha menunjukkan kepadamu nilai kehidupan yang bersih dan  pemikiran yang tinggi, dan bahaya kehidupan yang penuh dosa dan  kekejian. Sebagai ayah yang kasih, penuh perhatian dan mencintaimu, aku  berusaha menjaga dan melindungi setiap segi kehidupanmu. 
Sejak  awal aku bermaksud menolong mengembangkan akhlak yang mulia dan  mempersiapkanmu menjalani kehidupan ini. Aku ingin mendidikmu menjadi  seorang pemuda dengan akhlak karimah, berjiwa terbuka dan jujur serta  memiliki pengetahuan yang jernih dan tepat tentang segala sesuatu di  sekelilingmu. 
Pada  mulanya aku hanya ingin mengajarimu Kitab Suci, secara mendalam,  mengerti seluk-beluk (tafsir dan takwil)nya, membekalimu dengan  pengetahuan yang lengkap tentang perintah dan larangan-Nya (hukum-hukum  dan syariat-Nya) serta halal dan haramnya. Kemudian aku khawatir engkau  dibingungkan oleh hal-hal yang diperselisihkan di antara manusia, akibat  perbedaaan pandangan di antara mereka dan diperburuk oleh cara berpikir  yang kacau, cara hidup yang penuh dosa, egoisme dan kecenderungan hawa  nafsu mereka, sebagaimana membingungkan mereka yang berselisih itu  sendiri. Oleh karena itu, kutuliskan, dalam nasihatku  ini,prinsip-prinsip dasar dari keutamaan, kemuliaan, kesalehan,  kebenaran dan keadilan. Mungkin berat terasa olehmu, tetapi lebih baik  membekali engkau dengan pengetahuan ini daripada membiarkanmu tanpa  pertahanan berhadapan dengan dunia yang penuh dengan bahaya kehancuran  dan kebinasaan. Karena engkau adalah pemuda yang saleh dan bertaqwa, aku  yakin engkau akan mendapatkan bimbingan dan pertolongan ilahi (taufik  dan hidayah-Nya) dalam mencapai tujuanmu. Aku ingin engkau berjanji pada  dirimu untuk bersungguh-sungguh mengikuti nasihatku ini. 
Ketahuilah  wahai putraku, bahwa sebaik-baiknya wasiat adalah taqwa kepada Allah,  bersunguh-sungguh menjalankan tugas yang diwajibkan-Nya atasmu, dan  mengikuti jejak langkah ayah-ayahmu yang terdahulu (Rasullullah) dan  orang-orang yang saleh dari keluargamu. Bahwasanya mereka senantiasa  memperhatikan dengan teliti pikiran dan perbuatan mereka sebagaimana  engkaupun harus berbuat. Apabila jiwamu menolak untuk menerima hal-hal  tersebut dan bertahan untuk mengetahui sendiri sebagaimana mereka  mengetahui (mengalami apa yang mereka alami), maka engkaupun bebas untuk  mencapai kesimpulan-kesimpulanmu, tetapi hendaknya usahamu itu disertai  dengan pengkajian dan pemahaman yang teliti. 
Jangan  sekali-kali membiarkan ketidakpastian dan keraguan meracuni pikiranmu.  Jangan biarkan rasa ingin menang ataupun rasa suka dan tidak suka  mempengaruhi pandangan dan pendapatmu. Ingatlah untuk senantiasa  mengawali usahamu dengan memohon petunjuk dari Tuhanmu dan membimbingmu  ke jalan yang benar. Jangan biarkan perasaan ragu dan bimbang (terhadap  kebenaran ajaran agama) menguasai pikiranmu, karena itu akan  menjerumuskanmu ke dalam agnostisisme (sikap tidak peduli terhadap  Tuhan) atau syubhat atau ke dalam dosa dan kesesatan. 
Ketika  engkau akan menyelesaikan suatu masalah sedang engkau yakin bahwa  hatimu bersih dan khusyuk, pikiranmu telah terpusat dan semangatmu telah  penuh, perhatikanlah apa yang telah kuterangkan padamu, tetapi jika  pikiranmu belum jernih dan terbebas dari keraguan sebagaimana engkau  harapkan maka engkau akan membabi buta dan menerjang bagaikan unta buta  dan jatuh ke dalam kegelapan. Dalam keadaan seperti itu yang terbaik  adalah berhenti, karena dalam keterbatasan-keterbatasan seperti itu  seseorang takkan pernah mencapai kebenaran. 
Putraku  sayang, perhatikan dan ingatlah baik-baik nasehatku. Dan ketahuilah,  bahwa Allah, Penguasa Maut. Dia pula Penguasa Hidup. Dia lah Pencipta  sekaligus Penghancur, bahwa Dia yang memusnahkan dan akan menghidupkan  kembali. Dia yang mengirim bencana dan hanya Dia yang menyelamatkan. 
Ingatlah  bahwa alam semesta berjalan dibawah hukum-hukum-Nya, Allah ciptakan di  dalamnya aksi-reaksi, sebab-akibat, bencana dan karunia, penderitaan dan  kenikmatan, pahala dan hukuman; tetapi ini belumlah semuanya; masih  banyak hal yang di luar pemahaman kita, hal- hal yang tidak dan tidak  akan dapat diketahui dan hal-hal yang tidak dapat diduga dan diramalkan.  Jika ada yang tidak kau pahami, janganlah langsung menolaknya. Ingatlah  bahwa ketidakmengertianmu disebabkan oleh kurangnya pengetahuanmu (atau  kejahilanmu). Ingatlah bahwa penampilan pertamamu di muka bumi ini di  awali dengan kebodohan dan ketidaktahuan, kemudian secara bertahap  engkau memperoleh pengetahuan. Ada banyak hal (didunia) ini yang berada  di luar pengetahuanmu, yang membingungkan dan mengejutkanmu, dan yang  tentang engkau tak mengerti “mengapa” dan “bagaimana”; perlahan-lahan  engkau memperoleh pengetahuan tentang beberapa hal di antaranya, dan di  masa depan pengetahuan dan pandanganmu akan lebih luas. Karena itu,  bersandarlah kepada Tuhan yang telah menciptakanmu, yang menjamin  rizkimu, yang menyempurnakan rupa dan bentukmu. Hendaknya kepada-Nya  saja engkau mengabdi dan beribadah, berharap dan bermohon, dan hanya  kepada-Nya engkau merasa takut dan gentar. 
Ketahuilah,  wahai putraku, bahwa tak seorangpun yang pernah menyampaikan berita  yang demikian terperinci tentang Allah kepada umat manusia sebagaimana  yang disampaikan oleh Rasullullah SAW. 
Kunasihatkan  engkau untuk rela dengan ajaran-ajarannya, menjadikannya sebagai  pemimpinmu dan menerima bimbingannya untuk mendapatkan keselamatan  (dunia dan akhirat). Sungguh aku telah berusaha melakukan yang terbaik  dalam menasihatimu sebagai seorang ayah yang kasih dan tulus. Dan  percayalah bahwa engkau takkan mencapai wawasan yang demikian tentang  kebaikan diimu lebih dari yang kunasihatkan padamu.
Ingatlah,  putraku, sekiranya ada Tuhan selain-Nya, Yang Esa, pasti telah  dikimkannya pula utusan-utusan-Nya, engkau akan lihat tanda-tanda  kekuasaan dan kebesaran-Nya, dan engkau akan ketahui pula sifat-sifat  dan perbuatan-Nya. Tetapi telah nyata bahwa Dia-lah Tuhan yang Tunggal  sebagaimana Dia menyebut Diri-Nya. Tiada sesuatu pun yang sebanding  kekuasaan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Dia kekal Abadi, tidak pernah dan  tidak pernah berubah. Dia-lah yang Pertama sebelum segala sesuatunya  tanpa permulaan. Dia pula yang Akhir sesudah segala sesuatunya tanpa  akhir penghabisan(nihayah). 
Sungguh  agung, tinggi dan tak terbandingkan ketuhanan(rububiyah)-Nya, sehingga  di luar jangkauan pikiran. Tak seorang pun yang dapat mengerti atau  mencerap-Nya. Jika engkau telah mengetahui kedudukanmu di hadapan-Nya,  maka berlakulah yang layak bagi orang sepertimu; yang sangat lemah, tak  berdaya, banyak kekurangan, dan sangat berhajat kepada Rabbnya dalam  melaksanakan taat, serta takut akan siksa dan murka-Nya. 
Sesungguhnya  Allah tidak menyuruhmu melakukan sesuatu kecuali yang baik dan membawa  kebaikan, dan tidak melarangmu kecuali dari yang buruk dan menimbulkan  keburukan. 
Putraku  sayang, melalui nasehatku ini, telah kujelaskan segala sesuanya tentang  dunia ini, betapa cepat perubahan yang terjadi padanya, betapa singkat  segala sesuatu yang ditahan dan ditawarkannya, betapa cepat ia merubah  kecenderungan dan karunianya. 
Juga telah kujelaskan tentang kehidupan yang akan datang dan semua perlengkapan yang tersedia bagi ahlinya. 
Aku  telah berikan contoh-contoh tentang aspek-aspek kedua kedua kehidupan  tersebut, sebelum dan sesudah kematian, supya engkau dapat mengambil  pelajaran darinya dan menjalani kehidupan berdasarkan pengetahuan  tersebut. Sesungguhnya perumpamaan orang-orang yang memahami hakekat  dunia ini adalah bagaikan orang yang melakukan perjalanan dari tempat  yang kering tandus dan gersang menuju tempat yang subur menghijau, penuh  karunia dan nikmat. 
Mereka  menjalaninya dengan penuh gairah dan harapan akan masa depan yang penuh  karunia dan kedamaian. Mereka dengan rela menerima segala penderitaan,  kesukaran dan resiko perjalanan. Tabah menghadapi perpisahan dengan  kawan, kurangnya makanan dan kenyamanan selama perjalanan demi  tercapainya tujuan perjalanan. Mereka tidak menolak untuk menanggung  segala ketidaknyamanan dan tidak segan menanggung setiap pengeluaran  dalam perjalanan (berderma, bersedekah dan menolong fakir miskin dan  yang berkekurangan). Setiap langkah yang diambil dalam menjalani  tujuannya, betapa pun melelahkan, merupakan saat-saat yang membahagiakan  dalam kehidupannya. Tiada sesuatu yang lebih dicintainya daripada  mendekatkan diri dan sampai ke tujuan. 
Sebaliknya  perumpaan orang yang tertipu oleh dunia ini bagaikan orang yang merasa  tinggal di tempat yang subur dan menyenangkan, dan harus berjalan menuju  tempat yang kering tandus. Adakah sesuatu yang lebih menjemukan  daripada perjalanan yang seperti itu? Betapa akan bencinya mereka untuk  meninggalkan tempat mereka berada berpindah ke tempat yang mereka sangat  benci, tempat yang dahsyat, mengerikan dan menakutkan. 
Putraku sayang, sejauh prilakumu menyangkut orang lain, jadikanlah dirimu sebagai neraca timbangan untuk menilai baik buruknya. 
Berlakulah  kepada sesamamu sebagaimana yang kau harapkan dia berlaku padamu. Apa  yang kau sukai bagi dirimu sukai pula buat orang lain, dan apa saja yang  tidak kau sukai terjadi atas dirimu hindarkanlah orang lain darinya. 
Jangan  menganiaya dan menzalimi siapapun karena kaupun tidak suka dianiaya dan  dizalimi. Bersikap baik dan simpatilah kepada yang lain sebagaimana  engkau ingin orang lain berlaku baik dan simpati kepadamu. Anggaplah  buruk bagi dirimu apa yang kau pandang buruk sekiranya terbit dari orang  lain. 
Jika  engkau merasa puas dan senang dalam menerima perbuatan tertentu dari  orang lain, maka engkaupun dapat berlaku seperti itu kepada yang lain.  Jangan membicarakan sesamamu dengan cara yang kau sendiri tidak suka  apabila orang lain membicarakanmu seperti itu. 
Janganlah  berbicara tentang hal-hal yang kurang atau tidak kau ketahui, dan jika  engaku berbicara tentang sesuatu atau seseorang yang betul-betul kau  ketahui dengan baik, maka hindarilah skandal dan fitnah sebagaimana  engkau sendiri tidak suka difitnah dan diumpat seperti itu. 
Ketahuilah  bahwa sombong dan bangga diri adalah bentuk-bentuk kebodohan dan  berbahaya bagi jiwa dan pikiranmu. Oleh karena itu, jalanilah kehidupan  yang seimbang (tidak sombong dan juga tidak menderita kompleks rendah  diri), berusahalah untuk berlaku jujur dan tulus, Janganlah berlaku  sebagai penyimpan barang bagi orang lain. 
Apabila  engkau mendapat bimbingan dari Tuhanmu untuk mencapai apa-apa yang kau  inginkan, maka janganlah bangga dengan perolehanmu itu. 
Tunduk dan merendahlah di hadapan-Nya dan sadarilah bahwa keberhasilanmu itu semata-mata karena kasih dan karunia-Nya. 
Ingatlah  anakku, bahwa di depanmu itu perjalanan yang panjang dan jauh.  Perjalanan yang tidak hanya sangat panjang, melelahkan, berat dan sukar,  bahkan rutenya pun sebagian besar melalui daerah yang curam, tandus dan  gersang. Engkau akan sangat membutuhkan istirahat, penyegaran dan  pertolongan. Waspadalah dan perbaikilah perbekalanmu agar engkau dapat  melanjutkan perjalananmu ke tujuanmu, yaitu hari pengadilan. Tetapi  ingatlah anakku, jangan bebani dirimu secara berlebih-lebihan (jangan  terlalu banyak tugas dan kewajiban atau jangan bebani dirimu dengan  hidup mewah yang membawa cela dan aib). Karena jika bebanmu lebih dari  yang dapat kau pikul dengan nyaman, maka perjalananmu itu akan sangat  menyakitkan dan melelahkan. 
 Jika  kau mendapati di sekelilingmu orang-orang yang miskin, papa dan  berhajat yang sanggup membawakanmu bekalmu untuk diserahkan kelak di  hari kiamat di mana engkau akan sangat berhajat padanya, maka gunakanlah  kesempatan itu dan serahkan bebanmu kepadanya (distribusilah kekayaanmu  di antara orang-orang yang miskin, papa dan berhajat. Tolonglah  sesamamu semampumu. Berbuat baik dan kasihilah sesamamu). Jadi  bebaskanlah dirimu dari pertanggungan yang berat dimana kau akan  ditanyai tentang penggunaan karunia yang telah dilimpahkan-Nya atasmu  (kesehatan, harta, kekuasaan dan kedudukan). Sehingga engkau dapat  mencapai tujuan perjalananmu dalam keadaan ringan dan segar, dan engkau  telah memiliki bekal yang cukup bagimu di sana  (pahala atas pelaksanaan kewajibanmu kepada manusia dan Tuhan di alam  dunia ini). Bagikanlah bebanmu kepada sebanyak mungkin orang yang dapat  membawanya (tolonglah sebanyak mungkin orang yang terjangkau olehmu)  sehingga engkau tidak akan kehilangan mereka ketika engkau sangat  membutuhkan mereka (atau mungkin saja suatu ketika engkau akan  membutuhkan mereka dan tidak kau dapatkan). Manfaatkanlah harta dan  kekuasaanmu sedemikian rupa sehingga engkau akan memperolehnya kembali  ketika engkau dalam keadaan miskin dan tak berdaya (pada hari  pengadilan).
 
 
 
 
 12.52
12.52
 Media Grassindo
Media Grassindo

 
   
   
   
   
   
   
   
 

 
  
0 comments:
Posting Komentar