Laman

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Jumat, 03 Desember 2010

Lintasan Sejarah 3 Desember

Persatuan Suci Eropa Bubar 185 tahun yang lalu, tanggal 1 Desember 1825, persatuan negara-negara Eropa yang dinamakan Persatuan Suci membubarkan diri seiring dengan keluarnya Rusia dari persatuan tersebut. Organisasi ini berdiri pada tahun 1815 menyusul tumbangnya kekaisaran Napoleon serta terbentuknya Kongres Wina. Pada saat itu, ditandatangani sebuah kesepakatan di antara negara-negara Rusia, Austria, dan Kekaisaran Prusia. Ketiga negara itu sepakat untuk melaksanakan ajaran Kristen dalam kehidupan bernegara ataupun dalam hubungan internasional. Tidak lama kemudian, sejumlah negara Eropa lainnya turut menandatangani dan bergabung dengan Persatuan Suci ini. Akan tetapi, hanya berselang sepuluh tahun dari ditandatanganinya kesepakatan itu, persatuan tersebut bubar karena banyak prinsip-prinsip yang tidak terjelaskan dari isi kesepakatan, ditambah lagi dengan bermunculannya revolusi di sejumlah negara yang digerakkan oleh kelompok-kelompok yang menginginkan kebebasan.

Perjanjian Non Agresi antara Italia dan San Marino
113 tahun yang lalu, tanggal 1 Desember 1897, Italia dan San Marino menandatangani perjanjian non-agresi. Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa San Marino berjanji untuk tidak menyerang Italia. Sebaliknya, selain berjanji untuk tidak menyerang San Marino, Italia juga mengakui kedaulatan negara tetangganya itu. San Marino adalah salah satu negara terkecil sedunia. Negara ini terletak di kawasan selatan selatan Eropa dengan luas wilayah hanya 61 kilometer persegi yang artinya lebih kecil dari Pulau Ternate di Indonesia. Pemerintahan negara ini berbentuk Republik dan penduduknya mayoritas beragama Katolik Roma.

Mirza Kuchak Khan Janggali Gugur Syahid
89 tahun yang lalu, tanggal 2 Desember 1921, Mirza Kuchak Khan Janggali, seorang ruhaniwan pejuang Iran, gugur syahid dalam perjuangan melawan rezim Reza Khan yang despotik. Setelah menyelesaikan pendidikan agamanya, Kuchak Khan bergabung ke dalam barisan pejuang kebebasan Iran yang saat itu berada dalam cengkeraman rezim despotik dan kekuasaan imperialis asing. Pada tahun 1919, Iran dan Inggris menandatangani perjanjian yang memberi peluang lebih besar kepada Inggris untuk mengontrol Iran. Kuchak Khan kemudian menggalang perjuangan untuk menentang perjanjian ini yang disebut sebagai "Kebangkitan Hutan".
Pada awalnya, pasukan Kuchak Khan meraih kemenangan, namun atas kerjasama pasukan pemerintah dengan Soviet dan Inggris, sebagian anggota gerakan "Kebangkitan Hutan" terbunuh dan sebagian lainnya ditawan. Akhirnya. Kuchak Khan juga terbunuh dan dengan demikian berakhirlah gerakan "Kebangkitan Hutan".

Rasulullah Bermubahalah Dengan Bani Najran
1421 tahun yang lalu, Tanggal 24 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah, Rasulullah Saw beserta putri beliau, Fathimah az-Zahra, menantu beliau, Ali bin Abi Thalib, dan kedua cucu beliau, Hasan dan Husain (alayhimussalam), berangkat keluar dari kota Madinah untuk menemui para pembesar kabilah Kristen, Bani Najran. Sebelumnya, para pembesar Bani Najran itu datang menemui Rasulullah untuk mempertanyakan ajaran agama Islam. Namun, apapun jawaban yang diberikan Rasulullah, pembesar kabilah Kristen itu tetap tidak mau menerimanya. Lalu, Allah menurunkan firman-Nya, surat Ali Imran ayat 60-61, yang artinya, "Itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. Siapa yang membantahmu tentang kisah 'Isa sesudah datang ilmu , maka katakanlah : "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta."
Oleh karena itulah, pada hari yang telah dijanjikan, Rasullah dengan membawa Ahlul Bait atau keluarga suci beliau, datang ke sebuah tempat di luar kota Madinah. Para pembesar Bani Najran, begitu melihat kehadiran Rasullah yang hanya ditemani keempat tokoh mulia itu, yaitu Fathimah, Ali bin Abi Thalib, Hasan, dan Husain (alayhimussalam), merasa takut dan pemimpin mereka berkata, "Aku melihat wajah-wajah yang jika mereka bedoa agar gunung terbesar diruntuhkan, maka doa itu akan segera dikabulkan Tuhan. Kita tidak seharusnya bermubahalah dengan orang-orang yang agung ini, karena mungkin saja kita semua akan mati." Oleh karena itu, para pembesar Bani Najran akhirnya mengajak Rasulullah berdamai. (IRIB)
 

0 comments:


web site counter