Laman

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Selasa, 09 November 2010

Imam Mahdi as 3

Semerbak Harum Mahdi as 3
Imam Mahdi as
Betapa indahnya jika pada satu hari dunia terbersihkan dari seluruh permainan konyol dan fitnah, serta ditegakkan pemerintahan yang adil. Betapa indahnya ketika pada hari itu ayat-ayat Allah swt mengalir dari mulut Imam Mahdi as. Betapa indahnya ketika semerbak aroma harum kehidupan tersebut menyegarkan dunia. Tidak diragukan lagi bahwa hari itu akan tiba. Akan tetapi sudahkah kita mempersiapkan diri? Pada tahun 260 Hijriah, Imam Hasan Askari as, pasca masa kepemimpinannya selama enam tahun, gugur syahid di usia 28 tahun. Ketika itu, putra beliau Imam Mahdi as menjadi imam dan pemimpin umat. Sejak saat itulah tahap baru kehidupan Imam Mahdi as dimulai. Sangat cepat sekali sejumlah faktor yang menyebabkan kelahiran Imam Mahdi as tersembunyi dari pantauan musuh, juga membuat imam ke-12 ini tidak dapat lagi disaksikan oleh masyarakat. Namun bagaimana pun juga hubungan dan komunikasi masyarakat dengan Imam Mahdi as tetap berlanjut.
Pada satu masa, beliau berkomunikasi dengan masyarakat melalui empat wakil yang ditunjuk langsung oleh beliau. Masyarakat menyampaikan pertanyaan mereka kepada para wakil tersebut dan juga mendapatkan jawaban. Tahap inilah yang disebut dengan Ghaibah Sughro yang berlangsung selama 69 tahun. Pasca era tersebut, atas perintah Allah swt, Imam Mahdi as ghaib secara menyeluruh dari pandangan umat manusia hingga ketika beliau akan menyinari dunia bagaikan matahari.
Masalah ghaibah bukan hal yang aneh dalam sejarah. Dalam riwayat mengenai auliya Allah berulangkali ditekankan mengenai ghaibah Imam Mahdi as dan banyak masyarakat yang mengetahui hal ini. Secara keseluruhan, masalah ghaibah dalam hadis Ahlul Bait Nabi as dinilai sebagai sunnah Allah swt dan telah menjadi fenomena yang biasa di kalangan para nabi dan auliya.
Berdasarkan riwayat, Nabi Shaleh, nabi kaum Tsamud pada usia tuanya juga mengalami ghaibah yang berlangsung selama beberapa waktu kemudian tiba-tiba ia muncul kembali. Bahkan kaumnya sempat tidak mengenalinya. Begitu pula dengan ghaibah Nabi Musa as. Bani Israil sangat kebingungan menghadapi ghaibah Nabi Musa as hingga akhirnya beliau kembali muncul di tengah-tengah kaumnya. Ghaibah seperti ini juga terjadi pada Nabi Ilyas, Daniel, Yunus, Yusuf, dan sejumlah nabi lain. Hal penting yang harus ditekankan dalam hal ini adalah bahwa sunnah ilahi juga berlaku untuk Imam Mahdi as.
Berdasarkan riwayat, dalam masalah ghaibah Rasulullah saw juga menyinggung ghaibah Imam Mahdi as. Rasulullah dalam sebuah riwayatnya menyatakan, "Mahdi adalah putraku. Namanya adalah namaku dan julukannya adalah julukanku. Ia adalah orang yang paling mirip denganku dari sisi lahiriah. Pada masa ghaibah dan kebingungan saat itu, banyak masyarakat yang tersesat. Kemudian ia akan muncul seperti komet dan memenuhi bumi dengan keadilan sama seperti ketika kezaliman memenuhi dunia".
Mungkin sejumlah orang akan berpendapat bahwa seandainya Imam Mahdi as tidak ghaibah maka umat manusia tidak akan menghadapi krisis seperti saat ini. Dalam hal ini, para ahli agama dan ulama berpendapat bahwa Rasulullah saw pada masa risalahya telah menyampaikan seluruh pokok dan hukum-hukum politik, sosial, ekonomi, dan budaya Islam kepada umat manusia. Ajaran agama Islam sedemikian jelas dan komprehensif sehingga mampu membimbing manusia menggapai kebahagiaan. Agama Islam juga menyimpan bimbingan bagi umat manusia untuk sebuah pemerintahan pada masa risalahnya sebagai teladan pemerintahan yang saleh dan adil.
Namun di sisi lain, sejarah menjadi saksi bahwa umat manusia hingga kini belum siap menerima keberadaan satu pemerintahan global dan masih terjerat tipu daya para penguasa zalim. Allah swt menjaga Imam Mahdi as dari gangguan musuh dan berkehendak bahwa Imam Mahdi as akan muncul ketika umat manusia telah benar-benar siap untuk menerima pembentukan pemerintahan tunggal di dunia.
Perlu diperhatikan pula bahwa Imam Mahdi as meski hingga kini ghaibah, namun kaum muslim juga meyakini hal ini bahwa berkah wujudnya dan perhatian manusia suci ini tetap dapat dirasakan. Mereka meyakini pula bahwa pada masa ghaibah Imam Mahdi as tetap berperan dalam membimbing umat manusia. Seperti yang diucapkan Imam Mahdi as kepada seorang wakilnya:"Cara untuk mengambil manfaat dariku sama seperti matahai, ketika awan tebal menutupnya". Yakni ketika matahari berada di balik awan, semua orang tetap dapat merasakan manfaat matahari.(IRIB)

0 comments:


web site counter