
TIGA PERMATA UNTUK SEMBUHKAN RAJA YANG ADIL By Munif Chatib   Pagi itu seperti sebuah tantangan buatku. Mengajar anak TK  adalah pekerjaan seni  tingkat  tinggi. Betapa tidak, jika sang  guru tidak menarik, mereka jujur akan meninggalkan guru  tersebut dengan berbagai cara. Hal ini tidak terjadi pada  jenjang atas. Apalagi hampir dua tahun saya tidak mengajar  TK. Saya mendapat jadwal tetap mengajar di TK ini. Ketika melihat wajah-wajah lucu satu persatu siswa siswi di Al Khairiyah Pre School Gg. Asem Condet Jakarta Timur,  semangat untuk mengajar menjadi menyala-nyala. Tujuan  pembelajaran adalah anak-anak mengenal tiga warna dalam  bahasa Inggris, yaitu RED, GREEN, dan YELLOW.  Saya tahu  betul, jika pembelajaran  pagi itu berhasil, maka seperti  menjadi pondasi pengetahuan yang akan masuk memori  jangka panjang anak seumur hidup. Sebaliknya jika kita masih  menganggap bahwa belajar di TK itu belum penting,  percayalah paradigma seperti itu SANGAT SALAH. Ketika  seorang sahabat bertanya tentang harus menyekolahkan TK  anaknya di TK- ABC atau TK DEF,  saya hanya bilang pilih  sekolah yang baik, jangan asal murah tapi tidak mempunyai  konsep. Sebab masa anak usia dini adalah masa pembentukan sel otak yang paling dahsyat. Bayangkan hampir 80 %  pertumbuhan dan perkembangan otak ada masa ini dan  hanya terjadi sekali, tidak akan pernah masa ini kembali dua  kali pada kehidupan anak kita.   Dalam konsep pembelajaran dengan basis multiple  intelligences, awal pembelajaran haruslah membangun  JEMBATAN lebih dulu sebelum masuk ke materi. Pada anak  usia dini JEMBATAN dan AKTIVITAS belajar tersebut haruslah  menyenangkan, menantang dan berbasis permainan.  JEMBATAN itu saya biasanya sebut SCENE SETTING. Saya bercerita tentang  raja monyet yang adil kepada  rakyatnya dengan menunjukkan gambar raja tersebut. Namun saat ini, sang raja sakit, dan beberapa dokter gagal  menyembuhkan. Jika sampai tidak sembuh dan sang raja  meninggal, maka negeri itu akan kacau, negeri itu akan  dikuasai oleh HARIMAU yang jahat. Luar biasa, semua siswa  melongo dan terperangah mendengar cerita saya. Pada  kondisi alpha seperti itu, saya bertanya kepada siswa.   “Siapa yang ingin membantu menyembuhkan sang raja?” “Saya …..,”  semua siswa angkat tangan dan berteriak.   Lalu saya tunjukkan gambar sebuah cawan atau gelas yang  berisi tiga permata. Saya mengatakan bahwa raja akan  sembuh apabila minum air di gelas ini yang dicampur tiga  permata. Tiga permata itu bernama GREEN, RED dan  YELLOW. Saya menggunakan lembaran-lembaran kertas kecil  yang bergambar lingkaran berwarna merah, hijau dan kuning.  Saya mengenalkan satu persatu nama permata tersebut.  Semua siswa secara bersamaan berteriak menyebutkannya.  Begitu tangan saya mengangkat kertas dengan gambar  permata merah, mereka berteriak, “RED”, lalu “GREEN” dan “ YELLOW”. Saya ulang beberapa kali.   Dengan wajah riang, mereka menjadi bersemangat ketika  saya menceritakan sebentar lagi semua anak harus naik  pesawat, lalu terjun ke puncak gunung dan siap-siap mencari  permata-permata yang tersebar di puncak gunung. Tak lama  kemudia saya sudah menjadi pilot diikuti oleh para siswa  terbang keluar dari kelas menuju halaman sekolah. Anak-anak melempar lembaran berisi gambar permata-permata. Praktis  di halaman sekolah penuh dengan lembaran-lembaran kertas.   “Dengan mengucapkan bismillah, ayo cari tiga permata  GREEN, RED dan YELLOW, satu, dua, tiga ….,” Wow  semua  anak berebut mencari tiga lembar kertas yang bergambar  permata RED, YELLOW, dan GREEN. Ada yang langsung  mendapat tiga. Ada yang mendapat tiga lembar, tapi  warnanya YELLOW semua. Temannya mengatakan “itu salah,  nanti rajanya tidak sembuh”. Ada anak yang membantu  temannya mencari tiga permata. Lucu sekali pemandangan di halaman sekolah itu. Semua anak serius untuk mencari tiga  permata. Dalam benak mereka adalah raja harus  disembuhkan. Setelah semua anak sudah membawa tiga lembar, saya  minta mereka kembali ke kelas. Lalu si Ali, siswa yang lucu,  saya minta menjadi raja yang terbaring sakit. Setiap siswa  diminta memasukkan tiga permata ke dalam gelas plastik  yang saya siapkan. Untuk memasukkan tiga permata ke  dalam gelas, semua siswa harus berteriak menyebutkan  GREEN, RED, dan YELLOW. Setelah itu diminumkan kepada si Ali, sang raja yang sakit. Setelah minum, Ali bangkit dan  berteriak. “Alhamdulillah aku sudah sembuh!” Semua anak tepuk tangan, lalu mereka bergantian menjadi  raja menunggu untuk diberi minuman tiga permata. Yang  luar biasa, kelas menjadi riuh dengan teriakan siswa GREEN,  YELLOW dan RED. Satu persatu saya perhatikan suara siswa.  Yang lucu adalah si Fatimah, dengan suarnya yang lirih,  berusaha sekuat mungkin untuk berteriak. “Ayo Fatimah  teriakkan tiga warna itu.” Dengan wajah serius dia coba untuk beteriak, namun tetap saja yang keluar adalah suaranya yang  lirih. Saya katakan Fatimah anak yang hebat dan mampu  menyembuhkan sang raja. Alhamdulillah, pagi itu setiap anak gembira dan bahagia.
Kamis, 03 Februari 2011
Tiga permata untuk sembuhkan sang raja
 23.57
23.57
 Media Grassindo
Media Grassindo
 
 
 
 
 
   
   
   
   
   
   
   
 

 
  
0 comments:
Posting Komentar