Laman

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Kamis, 03 Februari 2011

Tiga permata untuk sembuhkan sang raja


TIGA PERMATA UNTUK SEMBUHKAN RAJA YANG ADIL By Munif Chatib Pagi itu seperti sebuah tantangan buatku. Mengajar anak TK adalah pekerjaan seni tingkat tinggi. Betapa tidak, jika sang guru tidak menarik, mereka jujur akan meninggalkan guru tersebut dengan berbagai cara. Hal ini tidak terjadi pada jenjang atas. Apalagi hampir dua tahun saya tidak mengajar TK. Saya mendapat jadwal tetap mengajar di TK ini. Ketika melihat wajah-wajah lucu satu persatu siswa siswi di Al Khairiyah Pre School Gg. Asem Condet Jakarta Timur, semangat untuk mengajar menjadi menyala-nyala. Tujuan pembelajaran adalah anak-anak mengenal tiga warna dalam bahasa Inggris, yaitu RED, GREEN, dan YELLOW. Saya tahu betul, jika pembelajaran pagi itu berhasil, maka seperti menjadi pondasi pengetahuan yang akan masuk memori jangka panjang anak seumur hidup. Sebaliknya jika kita masih menganggap bahwa belajar di TK itu belum penting, percayalah paradigma seperti itu SANGAT SALAH. Ketika seorang sahabat bertanya tentang harus menyekolahkan TK anaknya di TK- ABC atau TK DEF, saya hanya bilang pilih sekolah yang baik, jangan asal murah tapi tidak mempunyai konsep. Sebab masa anak usia dini adalah masa pembentukan sel otak yang paling dahsyat. Bayangkan hampir 80 % pertumbuhan dan perkembangan otak ada masa ini dan hanya terjadi sekali, tidak akan pernah masa ini kembali dua kali pada kehidupan anak kita. Dalam konsep pembelajaran dengan basis multiple intelligences, awal pembelajaran haruslah membangun JEMBATAN lebih dulu sebelum masuk ke materi. Pada anak usia dini JEMBATAN dan AKTIVITAS belajar tersebut haruslah menyenangkan, menantang dan berbasis permainan. JEMBATAN itu saya biasanya sebut SCENE SETTING. Saya bercerita tentang raja monyet yang adil kepada rakyatnya dengan menunjukkan gambar raja tersebut. Namun saat ini, sang raja sakit, dan beberapa dokter gagal menyembuhkan. Jika sampai tidak sembuh dan sang raja meninggal, maka negeri itu akan kacau, negeri itu akan dikuasai oleh HARIMAU yang jahat. Luar biasa, semua siswa melongo dan terperangah mendengar cerita saya. Pada kondisi alpha seperti itu, saya bertanya kepada siswa. “Siapa yang ingin membantu menyembuhkan sang raja?” “Saya …..,” semua siswa angkat tangan dan berteriak. Lalu saya tunjukkan gambar sebuah cawan atau gelas yang berisi tiga permata. Saya mengatakan bahwa raja akan sembuh apabila minum air di gelas ini yang dicampur tiga permata. Tiga permata itu bernama GREEN, RED dan YELLOW. Saya menggunakan lembaran-lembaran kertas kecil yang bergambar lingkaran berwarna merah, hijau dan kuning. Saya mengenalkan satu persatu nama permata tersebut. Semua siswa secara bersamaan berteriak menyebutkannya. Begitu tangan saya mengangkat kertas dengan gambar permata merah, mereka berteriak, “RED”, lalu “GREEN” dan “ YELLOW”. Saya ulang beberapa kali. Dengan wajah riang, mereka menjadi bersemangat ketika saya menceritakan sebentar lagi semua anak harus naik pesawat, lalu terjun ke puncak gunung dan siap-siap mencari permata-permata yang tersebar di puncak gunung. Tak lama kemudia saya sudah menjadi pilot diikuti oleh para siswa terbang keluar dari kelas menuju halaman sekolah. Anak-anak melempar lembaran berisi gambar permata-permata. Praktis di halaman sekolah penuh dengan lembaran-lembaran kertas. “Dengan mengucapkan bismillah, ayo cari tiga permata GREEN, RED dan YELLOW, satu, dua, tiga ….,” Wow semua anak berebut mencari tiga lembar kertas yang bergambar permata RED, YELLOW, dan GREEN. Ada yang langsung mendapat tiga. Ada yang mendapat tiga lembar, tapi warnanya YELLOW semua. Temannya mengatakan “itu salah, nanti rajanya tidak sembuh”. Ada anak yang membantu temannya mencari tiga permata. Lucu sekali pemandangan di halaman sekolah itu. Semua anak serius untuk mencari tiga permata. Dalam benak mereka adalah raja harus disembuhkan. Setelah semua anak sudah membawa tiga lembar, saya minta mereka kembali ke kelas. Lalu si Ali, siswa yang lucu, saya minta menjadi raja yang terbaring sakit. Setiap siswa diminta memasukkan tiga permata ke dalam gelas plastik yang saya siapkan. Untuk memasukkan tiga permata ke dalam gelas, semua siswa harus berteriak menyebutkan GREEN, RED, dan YELLOW. Setelah itu diminumkan kepada si Ali, sang raja yang sakit. Setelah minum, Ali bangkit dan berteriak. “Alhamdulillah aku sudah sembuh!” Semua anak tepuk tangan, lalu mereka bergantian menjadi raja menunggu untuk diberi minuman tiga permata. Yang luar biasa, kelas menjadi riuh dengan teriakan siswa GREEN, YELLOW dan RED. Satu persatu saya perhatikan suara siswa. Yang lucu adalah si Fatimah, dengan suarnya yang lirih, berusaha sekuat mungkin untuk berteriak. “Ayo Fatimah teriakkan tiga warna itu.” Dengan wajah serius dia coba untuk beteriak, namun tetap saja yang keluar adalah suaranya yang lirih. Saya katakan Fatimah anak yang hebat dan mampu menyembuhkan sang raja. Alhamdulillah, pagi itu setiap anak gembira dan bahagia.

0 comments:


web site counter